Perempuan Yang Bertahan Dengan Puisi

l
Senja yang retak
Kapal-kapal berlayar membawa kenangan
Airmatam menjelma puisi paling duri, paling angin

ll
Suara-suara di kepala; haruskah aku mencintaimu?
Haruskah aku berhenti mencintaimu?
Haruskah ada kita?
Haruskah bila?
Lalu malam menggeliat, membungkus semua tanya dan nyeri itu
dalam sekantong besar puisi yang lumer dimataku.

lll
Katamu barangkali cinta memang akan selalu mempertaruhkan
nama, rasa, cuaca dan masa tertatih menua, tergugu digerbang janji yang terkunci.

lV
Senja yang retak, suara-suara dikepala
Dalam diam kadang ingin kutikam cintaku padamu
berkali-kali dengan pedang itu; lara yang lancip,
terasah hari demi hari, dan puisi-puisi pasi yang perlahan menjelma gergaji.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENJA